Hanya Karena Mau Enaknya Seorang Oknum Kades Menghamili SPG Montok Lalu Hamil dan Tapi Gak Mau Mengakui Anaknya

Batang - Sebuah peristiwa menggemparkan terjadi di wilayah kabupaten Batang.Diduga seorang oknum kepala desa yang seharusnya menjadi sosok panutan masyarakat, justru terlibat dalam skandal yang mencoreng nama baiknya. 

Oknum tersebut diduga telah menghamili seorang sales promotion girl (SPG) yang bekerja di sekitar wilayah Kabupaten Batang.

Baca juga: 3 Saksi Kembali Diperiksa Terkait Korupsi di PT AMU

Perbuatan yang dilakukan oleh oknum kepala desa ini tentu saja menuai kecaman dari berbagai pihak. 

Masyarakat desa merasa kecewa dan marah atas perbuatan tidak terpuji yang dilakukan oleh sosok yang seharusnya menjaga norma dan etika di tengah-tengah masyarakat.

Baca juga: HMI MPO dan YKMI Dorong Pemerintah Prioritaskan Vaksin Halal

Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah sikap oknum kepala desa tersebut yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya.

Dia menolak mengakui hubungan yang telah terjalin dan bahkan menolak untuk memberikan nafkah bagi anak yang dikandung oleh SPG tersebut. 

Baca juga: Surat Permintaan Klarifikasi pada Sekjen Kemenkes Bocor, Ombudsman RI Berikan Penjelasan

Sikap tidak bertanggung jawab ini semakin merusak citra dan reputasi dari oknum kepala desa tersebut di mata masyarakat.

Hal itu disampaikan sebut saja namanya melati.

Baca juga: Dihadapan Penyidik, Pelapor Rudapaksa Boyolali Ternyata Mengaku Suka Sama Suka

"Melati mengatakan bahwa oknum kades tersebut tidak mau bertanggung jawab, .Umur kandungan saya sudah tiga sampai empat bulan, "katanya.

Masyarakat pun mengharapkan agar pihak berwajib dapat segera mengambil tindakan terhadap oknum kepala desa tersebut.

Baca juga: Polri Siap Tindak Dugaan Permainan Karantina

Kepedulian terhadap nasib SPG yang menjadi korban dalam kasus ini juga harus menjadi perhatian utama, karena apa yang dialami oleh SPG merupakan bentuk pelecehan dan tindakan tidak terpuji yang harus dihentikan.

Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pemimpin di desa. Sudah sepatutnya seorang kepala desa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakatnya, bukan justru terlibat dalam tindakan tercela yang dapat merugikan banyak pihak.

Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih memperhatikan tindakan dan perilaku para pemimpin di lingkungan sekitar kita.

Paman Adam